Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini menekan seluruh sektor perekonomian. Pengusaha Sandiaga Uno meminta pelaku startup dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk tidak menyerah menghadapi pandemi ini.
Menurut dia para pelaku usaha harus mencari peluang-peluang baru untuk tetap bertahan. Karena itu dibutuhkan inovasi yang cepat di masa pandemi ini.
Sandi menyebut dia memahami publik dibebani masalah pangan, biaya listrik, hingga biaya kuota internet dan pulsa. Namun, dia percaya masih ada solusi atas masalah ini.
Dia mengingatkan Indonesia masih menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara untuk produk pertanian dan barang konsumsi. Bahkan, nilai transaksi penjualan online atau e-commerce di Indonesia mencapai US$ 21 miliar (Rp309 triliun) sehingga menjadi yang terbesar di ASEAN.
Menurutnya guna mengembangkan usaha tentunya harus menentukan tingkat resiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan, tentukan tingkat resiko dengan mengidentifIkasi pekerjaan mana yang bersifat contact intensif atau intensitas kontak atau persentuhannya tinggi, selanjutnya tentukan juga jenis pekerjaan mana yang berpengaruh besar pada perekonomian.
Sandi menyebut seluruh produk dalam e-commerce justru didominasi komoditas dari China. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama, baik pemerintah maupun kalangan pengusaha.
Dia menjelaskan saat ini startup, UMKM berkontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia. Untuk itu, UMKM harus dibenahi untuk dan diberikan dukungan. “Siapa yang harus menghadirkan solusi tersebut, ya kita semua harus siap dan menghadirkan berbagai inovasi,” kata Sandi dalam Webinar Meet The Experts LPBI UNAIR, Sabtu (22/8/2020).
Di sisi lain, Sandi memprediksi bisnis penyediaan ventilator, obat-obatan penanganan COVID-19, vaksin, hingga jamu bakal terus berkembang ke depan. Selain itu, usaha terkait telekonferensi dan bisnis digital dianggap tetap menjanjikan. Usaha sektor hukum dan industri berbasis energi ramah lingkungan, baik energi baru dan energi terbarukan, juga dipercaya tetap dapat hidup.
“Ini semua merupakan bagian dari tiga tren utama yang hadir dan terakserealisasi oleh COVID-19,” tukasnya.
Sylke Febrina Laucereno – detikFinance