Loading

Indonesia Battery Corporation (IBC) resmi dibentuk. Holding baterai kendaraan listrik itu ditargetkan akan memiliki kapasitas produksi baterai mencapai 140 gigawatt hour (GWh) pada 2030.

Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan selain digunakan untuk produksi kendaraan listrik di dalam negeri, sebagian dari produksi baterai tersebut juga berpeluang diekspor ke luar negeri.

“Total kapasitas baterai yang dihasilkan 140 GWh pada 2030 nanti. Sebanyak 50 GWh dari produksi battery cell ini mungkin akan kami ekspor, sisanya akan digunakan di industri baterai yang nanti memproduksi kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Pahala dalam konferensi pers ditulis Minggu, (28/3/2021).

Empat BUMN yang tergabung dalam IBC yakni Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, disebut akan mulai melakukan investasi pengembangan pabrik battery cell di sisi hilir pada tahun ini.

Pada tahap awal, produksi baterai ditargetkan dapat mencapai 10-30 GWh. Produksi ini diharapkan terus meningkat sampai 2030 mencapai 140 GWh.

“Di 2021-2023 ini diharapkan mulai dirasakan impact-nya,” kata Pahala.

IBC membutuhkan investasi sampai US$ 17 miliar atau sekitar Rp 238 triliun (kurs Rp 14.000). Investasi ini tidak hanya membangun satu pabrik saja, namun terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Ini memang total investasi sangat besar bisa mencapai US$ 17 miliar dan memang profil daripada IBC akan dimiliki total komposisi saham antara yang sama antara Antam, MIND ID, Pertamina, PLN,” katanya.

Anisa Indraini – detikFinance

By admin

Klik untuk mulai WA
Hallo !!! Ada yang bisa dibantu
Hallo !!! Ada yang bisa dibantu
Klik tombol panah kirim untuk memulai...